PERAN YAHUDI DALAM IMUNISASI


Vaksinasi modern atau imunisasi yang dilakukan Flexner Brothers, didanai oleh Keluarga Rockefeller. Rockefeller sendiri adalah salah satu keluarga Yahudi yang paling berpengaruh di dunia, dan mereka adalah bagian dari Zionisme Internasional. Dan kenyataannya, mereka adalah pendiri WHO dan lembaga strategis lainnya :
Dilihat dari latar belakang WHO, jelas bahwa vaksinasi modern (atau kita menyebutnya imunisasi) adalah salah satu konspirasi (campur tangan) Zionisme dengan tujuan untuk menguasai dan memperbudak seluruh dunia dalam New World Order  (Tatanan Dunia Baru) mereka.
Jadi jelas-jelas imunisasi adalah suatu program untuk mengacaukan sifat dan watak generasi-generasi dalam suatu negeri yang menjadi sasaran para zionis. Dan kebanyakan vaksin tersebut dikirim ke Negara-negara dunia ketiga dan Negara yang mayoritas penduduknya muslim.
Lalu bagaimana caranya vaksin dapat mengacaukan watak dan karakter seseorang?
Vaksin tersebut dibiakkan di dalam tubuh manusia yang bahkan kita tidak ketahui sifat dan asal muasalnya. Kita tahu bahwa vaksin didapat dari darah sang penderita penyakit yang telah berhasil melawan penyakit tersebut. Itu artinya dalam vaksin tersebut terdapat DNA sang inang dari tempat virus dibiakkan tersebut.
Pernahkah Anda berpikir apabila DNA orang asing ini tercampur dengan bayi yang masih dalam keadaan suci?
DNA adalah berisi cetak biru atau rangkuman genetik leluhur-leluhur kita yang akan kita warisi. Termasuk sifat, watak, dan sejarah penyakitnya.
Lalu apa jadinya apabila DNA orang yang tidak kita tahu asal usul dan wataknya bila tercampur dengan bayi yang masih suci? Tentunya bayi tersebut akan mewarisi genetik DNA sang inang vaksin tersebut.
Pernahkan anda terpikir apabila sang inang vaksin tersebut dipilih dari orang-orang yang terbuang, kriminal, pembunuh, pemerkosa, peminum alkohol, dan sebagainya?
Dari banyak sumber yang saya dengar selama ini, penelitian tentang virus dilakukan kepada para narapidana untuk menghemat biaya penelitian, atau malah mungkin hal itu disengaja?
Para ilmuwan pun mengakui bahwa imunisasi itu menimbulkan dampak yang membahayakan. Berikut ini adalah komentar dari beberapa ilmuwan mengenai vaksinasi:
o   “Vaksin menipu tubuh supaya tidak lagi menimbulkan reaksi radang. Sehingga vaksin mengubah fungsi pencegahan sistem imun.”
~ Dr. Richard Moskowitz, Harvard University
o   “Kanker pada dasarnya tidak dikenal sebelum kewajiban vaksinasi cacar mulai diperkenalkan. Saya telah menghadapi 200 kasus kanker, dan tak seorang pun dari mereka yang terkena kanker tidak mendapatkan vaksinasi sebelumnya.”
~ Dr. W.B. Clarke, peneliti kanker Inggris
o   “Ketika vaksin dinyatakan aman, keamanannya adalah istilah relatif yang tidak dapat diartikan secara umum”.
~ dr. Harris Coulter, pakar vaksin internasional
o   “Kasus polio meningkat secara cepat sejak vaksin dijalankan. Pada tahun 1957-1958 peningkatan sebesar 50%, dan tahun 1958-1959 peningkatan menjadi 80%.”
~ Dr. Bernard Greenberg, dalam sidang kongres AS tahun 1962
o   “Sebelum vaksinasi besar besaran 50 tahun yang lalu, di negara itu (Amerika) tidak terdapat wabah kanker, penyakit autoimun, dan kasus autisme.”
~ Neil Z. Miller, peneliti vaksin internasional
o   “Vaksin bertanggung jawab terhadap peningkatan jumlah anak-anak dan orang dewasa yang mengalami gangguan sistem imun dan syarat, hiperaktif, kelemahan daya ingat, asma, sindrom keletihan kronis, lupus, artritis reumatiod, sklerosis multiple, dan bahkan epilepsi. Bahkan AIDS yang tidak pernah dikenal dua dekade lalu, menjadi wabah di seluruh dunia saat ini.”
~ Barbara Loe Fisher, Presiden Pusat Informasi Vaksin Nasional Amerika
o   “Tak masuk akal memikirkan bahwa Anda bisa menyuntikkan nanah ke dalam tubuh anak kecil dan dengan proses tertentu akan meningkatkan kesehatan. Tubuh punya cara pertahanan tersendiri yang tergantung pada vitalitas saat itu. Jika dalam kondisi fit, tubuh akan mampu melawan semua infeksi, dan jika kondisinya sedang menurun, tidak akan mampu. Dan Anda tidak dapat mengubah kebugaran tubuh menjadi lebih baik dengan memasukkan racun apapun juga ke dalamnya.” ~ Dr. William Hay, dalam buku “Immunisation: The Reality behind the Myth”
Dan ternyata faktanya di Jerman para praktisi medis, mulai dokter hingga perawat, menolak adanya imunisasi campak. Penolakan itu diterbitkan dalam “Journal of the American Medical Association” (20 Februari 1981) yang berisi sebuah artikel dengan judul “Rubella Vaccine in Suspectible Hospital Employees, Poor Physician Participation”. Dalam artikel itu disebutkan bahwa jumlah partisipan terendah dalam imunisasi campak terjadi di kalangan praktisi medis di Jerman. Hal ini terjadi pada para pakar obstetrik, dan kadar terendah lain terjadi pada para pakar pediatrik. Kurang lebih 90% pakar obstetrik dan 66% parak pediatrik menolak suntikan vaksin rubella.
FAKTA KEGAGALAN IMUNISASI
Lalu, apakah vaksinasi itu dapat menjadi solusi dalam pemberantasan penyakit? Jawabannya adalah tidak. Imunisasi justru malah membawa bencana. Inilah bukti bahwa imunisasi menyebabkan kematian,
o   Di Amerika pada tahun 1991 – 1994 sebanyak 38.787 masalah kesehatan dilaporkan kepada Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS) FDA. Dari jumlah ini 45% terjadi pada hari vaksinasi, 20% pada hari berikutnya dan 93% dalam waktu 2 minggu setelah vaksinasi. Kematian biasanya terjadi di kalangan anak anak usia 1-3 bulan.
o   Pada 1986 ada 1300 kasus pertusis di Kansas dan 90% penderita adalah anak-anak yang telah mendapatkan vaksinasi ini sebelumnya. Kegagalan sejenis juga terjadi di Nova Scotia di mana pertusis telah muncul sekalipun telah dilakukan vaksinasi universal.
o   Tahun 1989-1991 vaksin campak ”high titre” buatan Yugoslavia Edmonton-Zagreb diuji coba pada 1500 anak-anak miskin keturunan orang hitam dan latin, di kota Los Angeles, Meksiko, Haiti dan Afrika. Vaksin tersebut sangat direkomendasikan oleh WHO. Program dihentikan setelah di dapati banyak anak-anak meninggal dunia dalam jumlah yang besar.
o   Vaksin campak menyebabkan penindasan terhadap sistem kekebalan tubuh anak-anak dalam waktu panjang selama 6 bulan sampai 3 tahun. Akibatnya anak-anak yang diberi vaksin mengalami penurunan kekebalan tubuh dan meninggal dunia dalam jumlah besar dari penyakit-penyakit lainnya WHO kemudian menarik vaksin-vaksin tersebut dari pasar di tahun 1992.
o   Desember 2002, Menteri Kesehatan Amerika, Tommy G. Thompson menyatakan, tidak merencanakan memberi suntikan vaksin cacar. Dia juga merekomendasikan kepada anggota kabinet lainnya untuk tidak meminta pelaksaanaan vaksin itu. Sejak vaksinasi massal diterapkan pada jutaan bayi, banyak dilaporkan berbagai gangguan serius pada otak, jantung, sistem metabolisme, dan gangguan lain mulai mengisi halaman-halaman jurnal kesehatan.
o   Dr. W. Torch berhasil mendokumentasikan 12 kasus kematian pada anak-anak yang terjadi dalam 3,5 – 19 jam paska imunisasi DPT. Dia kemudian juga melaporkan 11 kasus kematian SIDS dan satu yang hampir mati 24 jam paska injeksi DPT. Saat dia mempelajari 70 kasus kematian SIDS, 2/3 korban adalah mereka yang baru divaksinasi mulai dari 1,5 hari sampai 3 minggu sebelumnya.
Baru-baru ini terjadi peristiwa yang sangat memilukan yang terjadi di negri kita sendiri, yaitu tepatnya di Bekasi dua balita meninggal dunia setelah divaksin polio pada tanggal 21 Oktober 2011. Sunggug mengerikan bukan? Tak hanya kematian, imunisasi juga bisa menyebabkab kecacatan mental pada anak. Terbukti dalam 10 tahun terakhir, jumlah anak autis meningkat dari antara 200 – 500 % di setiap negara bagian di Amerika yang diimunisasi
MUI MENGHALALKAN IMUNISASI?
Dari website resminya MUI, MUI menyatakan bahwa imunisasi hukumnya halal dan MUI menganjurkan untuk memberikan imunisasi pada anak-anak Indonesia agar anak Indonesia terhindar dari penyakit menular. Sebetulnya MUI sendiri sudah mengetahui imunisasi mengandung zat haram, akan tetapi MUI tetap menghalalkan karena alasan darurat dikarenakan tidak ditemukannya vaksin yang betul-betul terbuat dari bahan halal.
Jika kita perhatikan, fatwa MUI menghalalkan imunisasi adalah suatu hal yang salah karena telah menghalalkan sesuatu yang jelas-jelas haram. Ketika MUI menyanggah dengan alasan darurat, itu adalah alas an yang tidak bisa diterima karena pada kenyataannya ada vaksin yang menggunakan bahan yang 100 persen halal bahkan dicontohkan oleh Rasululloh.
IMUNISASI YANG BENAR MENURUT ISLAM
Imunisasi yang benar menurut islam adalah imunisasi yang halal dan thoyyib (baik). Selain halal, imunisasi ala Rasululloh betul-betul akan menjadikan anak Anda sehat, cerdas dan tidak akan menimbulkan efek samping sedikitpun. Inilah cara imunisasi yang diajarkan Rasululloh:
Imam Bukhari dalam Shahih-nya men-takhrij hadits dari Asma’ binti Abi Bakr,
Dari Asma’ binti Abu Bakr bahwa dirinya ketika sedang mengandung Abdullah ibn Zubair di Mekah mengatakan, “Saya keluar dan aku sempurna hamilku 9 bulan, lalu aku datang ke madinah, aku turun di Quba’ dan aku melahirkan di sana, lalu aku pun mendatangi Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, maka beliau Shalallaahu alaihi wasalam menaruh Abdullah ibn Zubair di dalam kamarnya, lalu beliau Shalallaahu alaihi wasalam meminta kurma lalu mengunyahnya, kemudian beliau Shalallaahu alaihi wasalam memasukkan kurma yang sudah lumat itu ke dalam mulut Abdullah ibn Zubair. Dan itu adalah makanan yang pertama kali masuk ke mulutnya melalui Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, kemudian beliau men-tahnik-nya, lalu beliau Shalallaahu alaihi wasalam pun mendo’akannya dan mendoakan keberkahan kepadanya.”
Dalam shahihain -Shahih Bukhari dan Muslim- dari Abu Musa Al-Asy’ariy, “Anakku lahir, lalu aku membawa dan mendatangi Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, lalu beliau Shalallaahu alaihi wasalam memberinya nama Ibrahim dan kemudian men-tahnik-nya dengan kurma.” dalam riwayat Imam Bukhari ada tambahan: “maka beliau SAW mendoakan kebaikan dan memdoakan keberkahan baginya, lalu menyerahkan kembali kepadaku.”
Tahnik adalah suatu metode yang diajarkan oleh Rasululloh, tahnik yaitu memberikan kurma yang sudah dilumat atau dikunyah lembut oleh orang yang beriman/sholeh atau orang tua bayi kepada bayi yang baru lahir, dengan menempelkan ke langit-langit atas mulut bayi. Dengan metode ini, akan mengurangi resiko kekurangan glukosa pada bayi. Selain itu, kurma memiliki banyak mu’jizat yang memberikan efek positif.
Pemberian imun kepada bayi bisa dilakukan oleh seorang ibu dengan cara memberikan ASI yang pertama keluar yang berwarna kuning (colostrum), kemudian ibu harus memberikan ASI eksklusif dengan kualitas ASI yang baik. Mu’jizat lain yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh adalah madu, karena madu adalah obat dari segala penyakit.
Selain daripada itu, kita sebagai orang tua harus memberikan makanan yang halal dan bergizi kepada anak-anak kita. Yang terpenting adalah jangan sampai memberikan makanan haram sedikit pun, karena dari barang haram itulah bisa timbul penyakit.
Sekali lagi kami tekankan dalam artikel ini bahwa vaksinasi modern atau imunisasi memberikan dampak yang sangat membahayakan. Hanya ada dua hasil dari anak yang diimunisasi, yaitu mati atau hidup dalam keadaan tidak sehat. kalau ia tidak kuat terhadap virus dan bahan yang ada dalam vaksin, maka ia akan mati. Dan jika ia kuat terhadap vaksin, maka di masa depannya ia akan sakit-sakitan, daya tahan tubuh menurun, kecerdasan menurun dan perubahan watak alami.
Jadi, marilah kita kembali kepada metode sehat yang diajarkan Rasulullah SAW.
Demikian artikel ini, semoga bermanfa’at,
Wallohu a’lam bis showab.
Diambil dari berbagai sumber

Tinggalkan komentar